Jumat, 18 Februari 2011

Penumpasan Pemberontakan Di Aceh

Setelah penyerahan Kedaulatan oleh Belanda kepada pemerintah RI pada tahun 1949, Aceh dikembalikan menjadi daerah Karesidenan di bawah Propinsi Sumatera Utara. Teuku Muhammad Daud Beureueh sebagai tokoh ulama di daerah Aceh tidak menyetujui keputusan pemerintah tersebut. Sejak itu ia mulai menyusun kekuatan untuk mengadakan pemberontakan. Setelah merasa kuat dan persiapan dirasa cukup mulai mengadakan pemberontakan terhadap Pemerintah RI yang syah, dengan mengadakan penyerangan atas pos pos tentara dan polisi, kemudian pecah pemberontakan yang dipimpin oleh Hasan Saleh sebagai Panglima TII.
Untuk menanggulangi pemberontakan tersebut, dilakukan operasi militer. Operasi tersebut berhasil mendesak kedudukan pemberontak. Kemudian mereka mengundurkan diri masuk hutan, selanjutnya mengadakan gerilya. Dalam penumpasan gerilya tersebut setelah diperhitungkan, banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi, maka pada bulan April 1957 diadakan penghentian tembak menembak. Dan operasi yang dilaksanakan menjadi operasi teritorial.
Waktu penghentian tembak menembak tersebut, oleh gerombolan Daud Beureueh digunakan untuk memperkuat diri dengan mengadakan latihan perang, menambah persenjataan dan mempengaruhi rakyat sehingga pengaruh Daud Beureueh bertambah luas. Untuk memperkuat pertahanan TNI dan memulihkan keamanan, maka ditugaskan pasukan pasukan dari daerah lain. Divisi Diponegoro mengirimkan secara berturut turut rotasi penugasan pasukan - pasukan dari Batalyon 447, 446, 434, 448 dan 441. Operasi Teritorial dilaksanakan dengan memberikan penerangan penerangan kepada rakyat supaya insyaf dan sadar untuk kembali kekedudukannya semula. Operasi tersebut berhasil membawa rakyat kembali ke jalan yang benar. Rakyat sudah mau diajak bergotong royong untuk membangun jembatan dan sarana pendidikan. Namun demikian tidak dilupakan pula kegiatan kegiatan musuh, sehingga selalu ditingkatkan kewaspadaan. Operasi teritorial yang dilancarkan berhasil menyadarkan Hasan Saleh, komandan Divisi TII beserta pasukannya.
Pada saat dilancarkan pergesaran II Yon 448, dengan tidak diduga duga kendaraaan yang membawa 1 regu dihadang dan ditembak oleh DI/TII Laut Tawar dipimpin Alias Loby. Kejadiaan tersebut merupakan pelanggaran konsepsi menghentian tembak menembak. Dengan pelanggaran dilakukan oleh DI/TII tersebut, maka Yon 448 melancarkan serangan serangan pembalasan terhadap seluruh pos - pos maupun pertahanan DI / TII Laut Tawar. Kemudian dilaksanakan operasi bersama dengan sasaran markas resimen Laut Tawar. Operasi berhasil memukul mundur dan terus masuk hutan.
Akibat serangan itu pada bulan Juni 1959 Komandan Resimen Laut Tawar, Alias Loby melalui penghubung mengatakan ingin menyerah dengan terlebih dahulu diadakan perundingan. Maksud tersebut diterima dan pada tanggal 21 Juni 1959 dilaksanakan perundingan antara Alias Loby dengan Komandan Sektor. Sebaliknya TNI mau memenuhi tuntutan mereka asal seluruh anggota DI/ TII Resimen Laut Tawar dikumpulkan menjadi satu. Tuntutan mereka dipenuhi setelah tuntutan dapat dipenuhi, pada tanggal 31 September 1959 Alias Loby bersama anak buahnya masuk hutan kembali. Dengan demikian dilakukan pengejaran sehingga dimana mana timbul pertempuran. Suasana menjadi berubah dan selanjutnya dilakukan operasi tempur ke seluruh sektor oleh Yon 445 Divisi Diponegoro. Demikian operasi operasi yang dilakukan di Aceh, setelah melalui beberapa proses pada bulan Agustus 1961 daerah Aceh kembali aman dan sampai sekarang prajurit Kodam IV/Diponegoro tidak pernah absen dalam menegakkan kedaulatan NKRI di wilayah Aceh karena seluruh Batalyonnya selalu berada di garis depan untuk menghancurkan gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan sekarang ini 5 Batalyon masih berada di daerah rawan Nanggroe Aceh Darussalam, yaitu Yonif 400/Raiders, Yonif 403/Wirasada Pratista, Yonif 405/Surya Kusuma, Yonif 406/Chandra Kusuma dan Yonif 407/Padma Kusuma, serta penugasan operasi pengamanan perbatasan Timor-Timur dan NTT dan pengamanan daerah konflik di Poso Sulawesi yang tidak pernah absen dilakukan oleh Batalyon Kodam IV/Diponegoro secara bergantian sampai sekarang ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar