Kamis, 17 Februari 2011

Penumpasan Pemberontakan Gerombolan MMC

Gerombolan MMC (Merapi Merbabu Complek) adalah suatu gerombolan bersenjata yang mengganggu keamanan dan ketertiban di daerah Merapi Merbabu, sehingga terkenal dengan nama Gerombolan Merapi Merbabu Complek (MMC). Gerombolan ini pada pada hakekatnya merupakan komunis yang bersifat embriyo. Gerombolan MMC terdiri dari dua bagian ialah Gerombolan MMC di daerah Surakarta, Yogyakarta, kedua gerombolan MMC di daerah Salatiga, dan Ambarawa.
Gerombolan MMC di daerah Surakarta, Yogyakarta dan Kedu mengadakangangguan keamanan daerah tersebut mula-mula berupa tindakan demonstratif terhadap pemerintah RIS dengan dalih merasa tidak puas dengan persetujuan KMB, selanjutnya mereka berusaha menghasut rakyat tani agar menentang pemerintahan dan mengadakan perampokan-perampokan.
Untuk mengatasi kekacauan tersebut, maka Yon 454 mengadakan pengamanan di daerah Klaten dan Yon 418 dibawah pimpinan kapten Kusmanto, mengadakan pengamanan di daerah Boyolali. Dengan adanya pasukan-pasukan tersebut keamanan belum dapat dipulihkan bahkan pengikut gerombolan bertambah banyak.
Untuk mendapatkan keterangan dari penduduk tentang sel sel pengacau menghadapi jalan buntu, karena rakyat takut ancaman mereka. Setelah keamanan pulih kembali, pasukan mulai ditarik, dengan demikian tanggung jawab keamanan diserahkan kembali pada pemerintah sipil. Tindakan itu diambil dengan harapan kekacauan akan mereda, tetapi kenyataannya lain. Gerombolan meningkat dan bertambah kekuasaannya. Bukan saja penggarongan dan perampokan, tetapi sudah berani melancarkan serangan langsung kepada pasukan TNI. Karena keadaan menjadi genting maka pada tanggal 10 2 1951 Panglima Divisi Diponegoro mengeluarkan perintah operasi Merapi Merbabu Complek dengan nama "Merdeka Timur II ".
Dalam operasi itu digerakkan 8 Batalyon, disamping itu juga tenaga tenaga kesatuan Teritorial dan polisi. Didaerah Salatiga dan Ambarawa banyak organisasi organisasi gerilya misalnya PGR (Pasukan Gerilya Rakyat), MPR (Markas pertahanan Rakyat), pasukan Merbabu, Pasukan KB/SS (Markas Kuda Besi/Sabotase Service). Organisasi organisasi gerilya itu mula mula membantu perjuangan. Tetapi akhirnya gerakan gerakannya menuju ke arah extrim kiri. Organisasi organisasi tersebut kemudian menjadi gerombolan MMC di daerah Salatiga dan Ambarawa yang selalu mengadakan gangguan yang akhirnya membangkang terhadap pemerintah yang syah.
Organisasi penumpasan gerombolan MMC dipimpin oleh Letkol Suadi Suroniharjo dengan gerakan "Aksi Segi Tiga" yaitu operasi militer dibarengi dengan penerangan dan sosial. Operasi berhasil menangkap beratus ratus gerombolan dan menembak mati pimpinan gerombolan serta berhasil merampas senjata. Dengan demikian keamanan di daerah MMC dapat dikuasai. Karena keadaan telah pulih kembali maka kekuasaan diserahkan kembali kepada pernerintah daerah dan keamanan menjadi tanggung jawab pamong praja dan polisi. Operasi pembersihan dilanjutkan oleh Mobile Brigade dengan operasi "Lebaran" Namun gerombolan MMC aktif kembali dan berani menyerang patroli-patroli polisi. Keadaan menjadi semakin kacau, sehingga menyebabkan TNI kembali melancarkan operasi. Setelah itu diadakan operasi " Tritunggal " yaitu kerja sama antara tentara, polisi dan pamong praja, semua aparat pemerintah dikerahkan untuk operasi tersebut. Operasi tritunggal berhasil memulihkan keamanan didaerah MMC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar